Wednesday, April 10, 2013

METODE PENGAJARAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Dalam hal pengajaran, metode mengajar itu sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pendidik, karena dengan metode yang efektif dan tepat maka mata pelajaran yang akan disampaikan itu akan berjalan dengan lancar. Selain itu kelancaran materi ajar tergantung pada bagaimana seorang pendidik menerapkan materinya kepada anak didik serta bagaimana model/ cara memahamkan materi tersebut. Kebanyakan saat pelajaran akan dimulai dari sebagian anak didik ada yang tidak serius, gaduh, ada yang bermain-main dan lain sebagainya. Kadang pada waktu guru datang mengucapkan salam, maka anak didik menjawab dengan bermacam-macam, tetapi jelas di sini menunjukkan tidak adanya suasana belajar yang sungguh-sungguh.
Metode pengajaran dalam pendidikan agama Islam perlu mencakup pembinaan psikomotor, kognitif, afektif dan ketrampilan. Namun dalam bagian afektif inilah yang paling rumit dan sering dikeluhkan oleh para pendidik khususnya materi agama, karena menyangkut pembinaan rasa aman, dan rasa beragama.
Berlatar belakang masalah tersebut di atas, maka makalah ini penulis memberi judul “ Metode Pengajaran Dalam Pendidikan Agama Islam

B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.  Apa saja metode yang cocok digunakan untuk menyampaikan materi terutama materi dalam pengajaran pendidikan agama Islam?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui :metode-metode yang cocok digunakan untuk menyampaikan materi terutama materi dalam pengajaran pendidikan agama Islam agar lebih luwes dalam menyampaikan materi ajarnya. Dan untuk anak didik agar mudah memahami materi yang diajarkan oleh pendidiknya.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Macam-Macam Metode Dalam Pengajaran Agama Islam.
1.      Metode Mutual Education
Adalah suatu metode mendidik secara kelompok seperti yang dicontohkan oleh Nabi SAW, misalnya praktek sholat berjama’ah.
2.      Metode Pendidikan Dengan Cara Instruksional
Adalah mengajarkan tentang ciri-ciri orang yang beriman dalam bersikap dan bertingkah laku agar mereka dapat mengetahui bagaimana seharusnya mereka bersikap dan berbuat dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Metode Bercerita
Adalah mengisahkan peristiwa atau sejarah hidup manusia masa lampau yang menyangkut ketaatan dan kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi SAW yang hadir ditengah-tengah mereka.
4.      Metode Bimbingan Dan Penyuluhan
Adalah dimana manusia akan mampu mengatasi segala bentuk kesulitan hidup yang dihadapi atas dasar iman dan taqwanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5.      Metode Pemberian, Contoh, Atau Teladan
Dimana Allah menunjukkan contoh keteladan dari kehidupan Nabi Muhammad SAW yang mengandung nilai paedagogis bagi manusia. Selain itu anak didik cenderung meneladani pendidiknya dan secara paedagogis anak memang senang meniru baik itu yang baik maupun yang buruk.
6.      Metode Diskusi
Metode ini juga diperhatikan oleh al-qur’an dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan mereka terhadap suatu masalah.
7.      Metode Tanya Jawab
Metode ini merupakan metode paling tua dalam pendidikan dan pengajaran disamping metode khutbah.
8.      Metode Imstal/Perumpamaan
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang kekuasaan Tuhan dalam menciptakan hal-hal yang haq dan yang bathil. Contoh perumpamaan: “orang-orang yang berlindung kepada selain Allah SWT adalah seperti laba-laba yang membuat rumah”. Padahal rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba.
9.      Metode Targhib Dan Tarhib
Targhib adalah janji terhadap kesenangan dan kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Sedangkan tarhib adalah ancaman karena dosa yang dilakukan. Hal ini tidak sama dengan metode ganjaran dan hukuman, adapun perbedaannya adalah:
No
Targhib dan Tarhib
Ganjaran dan hukuman
1
Lebih teguh
Bersandar pada dunia
2
Mengandung aspek iman
Tidak mengandung aspek iman
3
Secara operasional mudah dilaksanakan
Harus ditemukan sendiri oleh guru
4
Lebih universal, karena bagi siapa dan kapan saja
Disesuaikan orang dan tempat tertentu
5
Lebih lemah kedudukannya.
Lebih nyata

10.  Metode Taubat Dan Ampunan
Cara membangkitkan jiwa dari rasa frustasi kepada kesegaran hidup dan optimisme dalam belajar seseorang, dengan memberikan kesempatan bertaubat dari kesalahan/kekeliruan yang telah lampau yang diikuti dengan pengampunan atas dosa dan kesalahan. Dengan cara ini orang akan mengalami katarisasi (pembersihan batin) sehingga memungkinkan timbulnya sikap dan perasaan mampu untuk berbuat yang lebih baik dan diiringi dengan sikap optimisme dan harapan hidup dimasa depan.[1]

Selain itu menurut Al-Nahlawi ada beberapa metode dalam pendidikan agama Islam yaitu:
1.      Metode Hiwar (Percakapan) Qur’ani Dan Nabawi
Adalah percakapan yang dilakukan secara silih berganti antara dua aspek atau lebih mengenai suatu topik dan sengaja diarahkan pada satu tujuan yang dikehendaki oleh seorang pendidik.
Dampak bagi pembicara dan pendengar adalah:
a.       Dialog itu berlangsung secara dinamis karena kedua pihak terlibat langsung dalam pembicaraan sehingga keduanya tidak bosan.
b.      Pendengar tertarik untuk mengikuti terus pembicaraan itu karena ingin tahu kesimpulannya.
c.       Dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa yang membantu mengarahkan seseorang menemukan sendiri kesimpulannya.
d.      Jika dilakukan dengan baik, maka akan mempengaruhi akhlak orang lain.
Macam-macam hiwar:
a.       Hiwar kitabi adalah dialog antara Tuhan dengan hambanya.
b.      Hiwar washfi
c.       Hiwar qishashi adalah dialog tentang sesuatu melalui kisah
d. Hiwar nabawi adalah dialog yang digunakan Nabi SAW dalam mendidik sahabat-sahabatnya.
e.     Hiwar jadali bertujuan mendidik orang menegakkan kebenaran dengan menggunakan hujjah yang kuat, dengan alasan yang kuat mendidik orang menolak kebathilan karena pikiran itu rendah dan mendidik orang menggunakan pikiran yang sehat.
2.      Metode kisah Qur’ani dan Nabawi
Kisah Qur’ani bertujuan:
a.       Mengungkapkan kemantapan wahyu dan risalah.
b.      Menjelaskan bahwa keseluruhan agama itu datangnya dari Allah SWT.
c.   Menjelaskan bahwa Allah menolong dan mencintai Rasul-Nya, dan kaum mukmin adalah umat yang satu dan Alllah adalah Tuhan bagi mereka.
d.      Menguatkan keimanan kaum muslimin dan menghibur mereka dari musibah yang menimpa.
e.       Mengingatkan bahwa musuh orang mukmin adalah setan.
Kisah Nabawi menjelaskan tentang pentingnya keikhlasan dalam beramal, menganjurkan bersedekah, dan mensyukuri nikmat Allah SWT. Kedua kisah ini dapat menyentuh hati manusia karena kisah itu menampilkan tokoh dalam konteksnya yang menyeluruh, sehingga pebdengar dan pembaca ikut menghayati dan merasakan isi kisah tersebut.
                  3.      Metode Pembiasaan/ Pengalaman
Inti pembiasaan adalah pengulangan. Sesuatu jika dilakukan dengan berulang ulang maka akan menjadi kebiasaan baik itu hal yang buruk maupun yang baik. Hal ini bisa dimulai sejak dini untuk pembentukan manusia dewasa. Orang yang terbiasa dapat mengalahkan orang yang lebih mengetahui tetapi kurang terbiasa, hal ini sering digunakan dalam materi hafalan.
4.      Metode ‘Ibrah Dan Mau’izah
‘Ibrah adalah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar dan menyebabkan hati itu mengakui. Dengan metode ini diharapkan anak didik mau membaca kisah-kisah dalam Al-Qur’an dan mengambil pelajaran dari-Nya.
Mau’izah adalah nasihat dengan cara menyentuh kalbu. Hal ini memiliki dua makna yang pertama nasihat dan yang kedua peringatan. Nasihat itu harus ikhlas dan disampaikan secara berulang-ulang karena akan timbul kesan dari pendengar bahwa orang yang menasehati itu memang mempunyai keprihatinan yang dalam terhadap nasib pendengarnya.
5.      Metode Pemberian Telada/Contoh
6.      Metode Amtsal/Perumpamaan
7.      Metode Targhib (Senang) Dan Tarhib (Takut).[2]
Sedangkan menurut Al-Syaibani adalah:
1.      Metode Induksi
2.      Metode Perbandingan
3.      Metode Kuliah
4.      Metode Halaqoh
5.      Metode Riwayat
6.      Metode Mendengar
7.      Metode Membaca
8.      Metode Imla’
9.      Metode Hafalan
10.  Metode Pemahaman
11.  Metode Pariwisata.[3]
Menurut bukunya Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya ada beberapa metode diantaranya adalah:
1.      Metode Ceramah
2.      Metode Diskusi
3.      Metode Tanya Jawab
4.      Metode Demonstrasi Dan Eksperimen
5.      Metode Resitasi/Tugas
6.      Metode Kerja Kelompok
7.      Metode Karya Wisata
8.      Metode Drill
9.      Metode Sistem Beregu,[4] selain itu ada juga
        1.    Metode proyek
Adalah cara mengajar yang dilakukan dengan menggabungkan bahan pelajaran dengan aspek-aspek kehidupan masyarakat sedemikian rupa sehingga merupakan suatu kesatuan yang dapat memenuhi prinsip-prinsip didaktik. [5]
       2.    Metode problem solving
Adalah cara mengajar yang dilakukan dengan jalan melatih para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau bersama-sama.[6] Adapun model pemecahan masalah yang ditawarkan oleh John Dewey adalah:
1.            Merumuskan masalah
2.            Menelaah masalah
3.            Merumuskan hipotesis
4.            Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
5.            Pembuktian hipotesis
6.            Menetukan pilihan penyelesaian
Sedangkan menurut David Johnson dan Johnson adalah:
1.            Mendefinisikan masalah
2.            Mendiagnosis masalah
3.            Merumuskan alternatif strategi
4.            Menentukan dan menerapkan strategi
5.            Mengevaluasi keberhasilan strategi. [7]
       3.    Metode Pepujian
       4.    Metode Wirid[8]
       5.    Metode Sorogan yaitu belajar membaca Al-Qur’an yang diawasi oleh guru.
      6.    Metode Bandongan yaitu belajar mengaji yang bersifat kolektif yaitu satu guru dengan murid lebih dari satu/jumlahnya banyak.
     7.    Mudzakaroh yaitu seorang guru yang menyampaikan suatu problem kepada santri dan didiskusikan bersama.

No comments:

Post a Comment